KATEGORI ARTIKEL: CATATAN
October 2, 2023Setiap menjelang akhir bulan, obrolan para tukang ojek sekte Grab selalu mirip. Obrolan berputar diurusan “kastamu apa”, “sisa berapa lagi buat naik kasta”, dsb.

Tapi, apakah Grab melakukan kajian yang matang untuk sistem peng-kastaan ini, based on field problems?
Jika dalam suatu lingkup tukang ojek, ada dua orang dengan kasta rendah dan satu orang kasta tertinggi (jawara), ketika orderan datang, maka yang didahulukan adalah kasta jawara. Betul apa betul? Ya betul.
Ketika si jawara mengemban tugas suci titah si Grab, anggaplah 15 menit berlalu, lalu dia kembali ke tempat tadi, lalu orderan menghampiri lagi dalam kondisi si jawara sudah sampai lokasi awal, maka order akan masuk ke jawara, ya betul kan ya?!
Begitu terus berulang-ulang, seolah dua orang tadi si kasta rendahan hanya duduk manis menonton.
Itu, terjadi diarea yang orderan tak seramai Jakarta. Katakanlah daerah CiAyuMajaKuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan).
Jarak antara order 1-2-3 dst, berjarak lumayan lama, maka potensi kericuhan gegara sistem kasta ini kental adanya.
Maka, bagi saya, jika si Grab masih mau mempertahankan sistem kasta, saya menyarankan si Grab untuk membuka portal antar kota, biarkan si tukang ojek narik di mana aja.
Atau,
Hapuskan saja sistem kasta untuk daerah-daerah tertentu, dengan Jabodetabek sebagai titik ukurnya. Jika tak seramai Jabodetabek, mending hapus saja sistem kasta ini.
Grab harus paham, loyalitas si tukang ojek tak cuman berasal dari kasta tertinggi, Anda akan berhadapan dengan kompetitor Anda, yang setiap saat bisa bikin Anda runtuh.
Update 2 oktober 2023
Beban kenaikan level kasta pejuang ke kesatria, dari 175 penyelesaian order ke 250. Maunya apa?
