Makin Banyak yang Diambil, Makin Lama di Kasir

KATEGORI ARTIKEL: CATATAN

September 10, 2023

Realitanya memang seperti itu, ketika semua diambil, masukkan keranjang, ini itu semua mau. Sebab di tangan sudah sedia bekal, minimal kartu hutang kekinian.

Merasa bisa dan berhak, suka-suka guwah. Harga ga masalah, kegunaan entah buat apa, keep aja dulu. Kira-kira begitu.

Peribaratan tadi mirip sekali dengan audit akhir hidup. Menjelang peralihan pindah alam, semua ditampilkan. Bolehlah disebut pra-audit. Sedangkan audit sebenarnya nanti, setelah bertemu auditor akherat.

Kita diaudit dalam posisi dijepit, mulut dikunci, tapi tangan berbicara, kaki menjadi saksi. Repot luar biasa. Tidak ada pembelaan internal.

{ ٱلۡیَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰۤ أَفۡوَ ٰ⁠هِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَاۤ أَیۡدِیهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ }
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. [Yā-Sīn: 65]

Suatu waktu, penyair Taufik Ismail diminta Chrisye untuk membuatkan lagu. Taufik perlu waktu sebulan untuk menyelesaikannya. Rutinitas Taufik membaca Yasin, dapatlah ayat 65 ini, lalu disisipkan dalam bait lagu Chrisye.

Chrisye bertutur:

Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan misterius yang tersimpan dalam lirik itu. Liriknya benar-benar mencekam dan menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali menyanyikan lagu itu. Baru dua baris, air mata saya membanjir. Saya coba lagi. Menangis lagi. Yanti sampai syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah lagu. Taufiq memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi. Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas. Gila! Seumur-umur, sepanjang sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini. Dilumpuhkan oleh lagu sendiri!

— Alberthiene Endah, “Chrisye? Sebuah Memoar Musikal” 2007 (halaman 308-309).

Chrisye beruntung, ‘dilumpuhkan’ oleh lagunya sendiri ketika mencoba menyanyikannya.

Jangan-jangan kita lebih tragis, tak pernah merasakan tamparan di dunia, seolah ‘muda bahagia, tua jadi kaya, mati masuk syurga’. Lalu terkaget-kaget syok, ketika berhadapan dengan kenyataan, auditor akherat itu nyata seperti itu.

اللهم أجرنا من النار

IKLAN

By Google