Cara Narsistik (NPD) Mengacak-ngacak Kehidupan

KATEGORI ARTIKEL: MENTAL HEALTH SERIES

September 20, 2023

Melanjutkan cerita tentang NPD kemaren, prilaku NPD tak akan berhenti sampai dia merasa menang terhadap korban yang saat ini mulai tersadar. Serangan makin gencar agar korban tersiksa lahir batin, musnah luluh lantak karena berani melawan kemauan si NPD.

Si anak yang dipengaruhi oleh si ibu yang NPD (pada cerita sebelumnya), tiba-tiba mengirim pesan Whatsapp ke ayahnya. Si ayah tidak berada di rumah, si anak hanya memberitahu dengan satu kalimat, “Ayah, aku berangkat“, kalimat enteng, seolah anak sekolah minta izin berangkat di pagi hari.

NPD memang disebut kelainan kejiwaan yang salahhsatu tandanya adalah tak punya empati.

Entah apa yang sudah dibisikkan si NPD, si anak berangkan meninggalkan ayahnya, menyusul ibunya si NPD tadi. Bayangkan, anak perempuan kelas X, baru beberapa bulan sekolah di SMA unggulan, mengajukan pengunduran diri dengan surat yang ditulis tangan, lalu pergi malam-malam ke bandara dengan naik travel, seorang diri. Jarak tempat tinggal menuju bandara itu lebih dari 5 jam. dan itu malam hari.

Anak yang belum tahu ganasnya jalanan, dipengaruhi si NPD untuk pergi mendadak, meninggalkan ayahnya. Speechless.

Tidak adakah solusi yang lebih baik, misalnya biarkan anak sekolah dengan tenang, atau tunggu sampai usia matang untuk pergi jauh. NPD memang disebut kelainan kejiwaan yang salahhsatu tandanya adalah tak punya empati. Dalam pikirannya, dia harus menang melawan (mantan) suaminya. Anak harus segera pergi, tak peduli malam, sendirian dan jauhnya jarak.

Mengutip dari halodoc, Seseorang dengan kepribadian narsistik memiliki kesulitan untuk menerima kritik. Ia memiliki kecenderungan untuk menyembunyikan rasa malu dan rasa “terhina”.

Setelah itu, ia bisa jadi bereaksi dengan kemarahan, penghinaan, serta berbagai cara untuk meremehkan orang lain, sehingga membuat dirinya terlihat lebih baik.

Tidak ada yang bisa dilakukan si ayah untuk mencegah anaknya pergi.

IKLAN

By Google